Mengapa pelapis lilin yang digunakan pada beberapa buah-buahan dan sayuran, dan apakah mereka aman? Ini adalah dua pertanyaan utama orang bertanya ketika mereka menemukan bahwa banyak dari buah-buahan dan sayuran yang mereka makan yang dilapisi lilin.
Sebagian besar buah dan sayuran membuat lapisan lilin alami mereka sendiri untuk membantu mempertahankan kelembaban karena sebagian hasil adalah 80 sampai 95 persen air.
Pelapisan dengan lilin pada buah dan sayuran telah dilakukan sejak 1920. Dimana bahan dari lilin tersebut terbuat bukan dari proses kimiawi melainkan dari bahan alami seperti beeswax yang merupakan jenis food grade yang terbuat dari sarang lebah organik.
Beeswax juga yang dibuat untuk melapisi permen dan roti-rotian. Di amerika Beeswax tersebut mendapat sertifikasi keamananan (untuk dikonsumsi) oleh badan yang khusus mengurusi konsumsi yaitu FDA (Food and Drug Administration).
Pelapisan beeswax merupakan salah satu alternatif atau cara untuk mempertahankan mutu sayuran dan buah tetap menjadi segar, karena dapat mengurangi laju respirasi dan transpirasi. Emulsi lilin akan melapisi inti sel dan mulut daun (stomata) pada jaringan tempat respirasi berlangsung. Selain itu, pelapisan lilin akan menyebabkan penampakan pada sayur lebih mengkilap sehingga menambah daya tarik (Muchtadi, 1992).
Umumnya buah-buahan mempunyai lapisan beeswax alami permukaan kulitnya yang dapat dapat hilang karena proses pencucian. Pelapisan digunakan untuk menjaga kesegaran buah, karena dengan adanya lapisan ini penguapan air dan respirasi dapat dikurangi. Selain itu dengan pelapisan lilin dapat diperoleh buah dengan penampakan mengkilap dan menarik. Di samping itu luka atau goresan pada permukaan kulit buah dapat ditutupi oleh lilin (Sugiyono, 1992).
Emulsi lilin dapat di buat dari bahan lilin dengan bahan pengemusli. Lilin yang biasa digunakan adalah lilin lebah (beeswax). Emulsifier yang digunakan adalah trietanol amein dan asam oleat. Untuk pemakaian fungisida sering digunakan Benlate-50 Thiabendazole-60 dan lain-lain (Pantastico, 1989).
Namun demikian pelapisan beeswax tidak dapat mengatasi kebusukan untuk itu beeswax sering dikombinasikan dengan fungisida dan bakterisida. Berbagai jenis fungisida atau bakterisida dapat digunakan untuk mengendalikan pembusukan pada buah selama penyimpanan, salah satunya adalah benlate 50. Benlate termasuk kelompok fungisida benzimidazoles dengan nama umum benomil dan merupakan fungisida yang aman digunakan (Winarno, 2002)
Disamping itu buah tidak tahan disimpan dan mudah mengalami pembusukan. Hal ini disebabkan buah yang telah dipanen merupakan struktur hidup yang masih melakukan respirasi dan transpirasi. Aktifitas respirasi dan transpirasi ini menggunakan dan merombak zat-zat nutrisi yang ada pada buah sehingga dalam jangka waktu tertentu akibat penggunaan dan perombakan zat nutrisi tersebut, buah mengalami kemunduran mutu kerusakan fisiologis (Apandi, 1994
Manfaat pelapis beeswax pada buah dan sayuran:
Ø membantu menahan air di dalam buah dan sayuran selama pengiriman dan pemasaran
Ø membantu menghambat pertumbuhan jamur
Ø melindungi buah dan sayuran dari memar
Ø mencegah kerusakan fisik lainnya dan penyakit; meningkatkan tampilan.
Pelapisan buah dengan beeswax bertujuan untuk menutup pori-pori kulit buah sehingga dapat menghambat/menekan laju proses respirasi dan transpirasi yang terjadi pada buah. Tebal tipisnya lapisan lilin berpengaruh terhadap daya simpan buah. Pelapisan yang terlalu tebal akan menyebabkan buah menjadi cepat rusak karena seluruh pori-pori kulit buah tertutup sehingga terjadi respirasi anaerob yang dapat menyebabkan kerusakan. Sementara, pelapisan yang terlalu tipis tidak akan mempengaruhi daya simpan buah.